InfoKreasi – Siapa yang tidak terpesona dengan keindahan tanaman anggrek? Bunga yang dinobatkan sebagai simbol keanggunan dan keindahan ini memang memiliki pesona tersendiri bagi para penggemarnya.

Namun, banyak pemula dalam dunia berkebun merasa pesimis sebelum memulai, menganggap bahwa mengurus bunga anggrek adalah sebuah tantangan besar. Tak perlu khawatir, dengan pengetahuan yang tepat dan kesabaran, bahkan pemula sekalipun dapat menghasilkan anggrek yang tidak hanya sehat namun juga berbunga secara maksimal.

Artikel ini akan membantu Sobat Berkebun mengenal rahasia dan tips praktis merawat serta membudidayakan tanaman anggrek agar tumbuh optimal dan menawan.

Tanaman anggrek tidak hanya sekadar tentang menempatkannya di pojok ruangan atau teras rumah. Bukan pula sekadar menyiraminya secara rutin. Pembibitan anggrek yang sehat dan berbunga lebat memerlukan perhatian khusus pada pemilihan lokasi dan media tanamnya. Berikut uraian mendetail tentang dua komponen penting ini.

Media tanam bagi anggrek haruslah menjadi tempat yang kondusif untuk pertumbuhan akar. Media yang baik yaitu yang dapat menyalurkan drainase dengan efisien, tidak menimbulkan kelembapan berlebihan, dan pada saat yang sama dapat menyediakan aerasi yang baik bagi akar. Jenis media tanam yang biasa digunakan antara lain:

  1. Potongan kulit kayu, yang sering menjadi pilihan karena kemampuannya menyediakan drainase yang baik dan struktur yang keras sehingga tidak mudah lapuk.
  2. Sekam bakar atau arang, ideal untuk menunjang pertumbuhan akar namun tidak dapat menampung air lebih lema.
  3. Moss atau lumut sphagnum, berguna untuk mempertahankan kelembapan sekaligus memfasilitasi aerasi.

Memilih lokasi penanaman untuk anggrek juga sangat determinan bagi kesuksesan perawatannya. Berikut adalah beberapa tips dalam memilih lokasi yang paling sesuai:

  1. Pastikan lokasi terpapar sinar matahari yang cukup tetapi tidak langsung, sebaiknya di filtrasi dengan kain atau tirai sehingga cahaya yang masuk tidak merusak daun.
  2. Kenali sirkulasi udara pada lokasi; anggrek memerlukan udara yang bergerak untuk membantu proses penguapan air yang berlebih pada daun dan akar.
  3. Hindari penempatan dekat dengan pintu atau jendela yang sering dibuka-tutup, perubahan suhu yang terlalu drastis tidak baik untuk pertumbuhan anggrek.

Penyiraman Anggrek yang Benar

Penyiraman menjadi kunci utama dalam menjaga kehidupan anggrek. Anggrek merupakan jenis tanaman epifit atau yang hidup menempel pada tanaman lain, sehingga ia tidak memerlukan air sebanyak tanaman yang tumbuh di tanah. Inilah beberapa poin penting tentang teknik penyiraman yang benar yang harus dipahami agar anggrek dapat berkembang dengan baik:

1. Frekuensi Penyiraman:

  • Anggrek sebaiknya tidak disiram setiap hari. Frekuensi penyiraman yang ideal adalah 1 hingga 2 kali dalam seminggu, tergantung pada kondisi kelembapan dan suhu lingkungan.
  • Pada musim panas atau ketika cuaca sangat kering, penyiraman bisa dilakukan lebih sering karena air akan lebih cepat menguap.
  • Sementara itu, pada musim hujan atau saat kelembapan tinggi, penyiraman perlu dikurangi untuk menghindari kelebihan air yang dapat memicu pembusukan akar.

2. Volume Air yang Dibutuhkan:

  • Saat menyiram, pastikan seluruh media tanam terbasahi namun tidak tergenang. Penggunaan air harus cukup untuk membuat media tanam lembap tanpa berlebihan.
  • Sebaiknya air disemprotkan dengan menggunakan spray gun agar distribusinya lebih merata dan tidak merusak struktur media tanam.

3. Cara Menyiram yang Baik:

  • Siramlah anggrek pada pagi hari sehingga tanaman memiliki waktu untuk mengering sebelum malam hari, hal ini dapat mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh kelembapan berlebih.
  • Air harus disemprotkan ke bagian bawah daun untuk menghindari genangan di pusat pertumbuhan, yang bisa menyebabkan pembusukan.
  • Gunakan air yang bersih dan bebas dari zat kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan anggrek. Air hujan, air sumur, atau air suling adalah pilihan yang baik untuk menyiram anggrek.
  • Jangan lupa untuk memeriksa kelembapan media tanam sebelum memutuskan untuk menyiram. Ini dapat dilakukan dengan menyelipkan jari ke dalam media tanam atau menggunakan alat pengukur kelembapan.

Setiap proses penyiraman adalah kesempatan untuk melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kesehatan tanaman, sehingga masalah seperti hama dan penyakit dapat segera ditangani sebelum berkembang menjadi masalah yang lebih serius.

Pupuk Terbaik Untuk Tanaman Anggrek

Memilih pupuk yang tepat untuk anggrek adalah kunci utama dalam merawat bunga ini agar selalu sehat dan berbunga indah. Anggrek memerlukan pupuk dengan kandungan nutrisi yang seimbang, yang memberikan asupan nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), serta unsur hara mikro lainnya. Berikut ini beberapa jenis pupuk yang baik untuk tanaman anggrek beserta cara pembubuhannya:

  • Pupuk NPK: Pupuk ini mengandung tiga unsur utama yang dibutuhkan anggrek. Carilah pupuk dengan rasio NPK yang seimbang, seperti 20-20-20, dan aplikasikan sesuai dosis yang tertera pada kemasan.
  • Pupuk Cair: Pupuk cair sangat mudah diserap oleh akar anggrek. Bubuhkan pupuk cair ini saat melakukan penyiraman, namun pastikan untuk mengurangi dosis menjadi separuh dari anjuran, karena akar anggrek sangat sensitif.
  • Pupuk Urea: Meskipun urea kaya akan nitrogen, yang membantu pertumbuhan daun, gunakanlah dengan hati-hati karena terlalu banyak nitrogen dapat menghambat pembungaan.

Selain memilih jenis pupuk yang tepat, juga penting untuk memperhatikan kesalahan-kesalahan umum dalam pemupukan yang dapat merusak tanaman anggrek, di antaranya:

  • Kelebihan Pupuk: Memberikan pupuk lebih dari yang diperlukan dapat mengakibatkan pembakaran akar dan memperlambat pertumbuhan anggrek.
  • Pemupukan di Bawah Cahaya Matahari Langsung: Aplikasi pupuk saat berada di bawah sinar matahari langsung dapat menyebabkan uap pupuk yang merugikan. Pupuk harus diberikan saat cuaca sejuk, seperti pagi atau sore hari.
  • Membiarkan Sisa Pupuk di Media Tanam: Setelah pembubuhan pupuk, disarankan untuk menyiram ringan agar sisa pupuk tidak menumpuk dan menyumbat pori-pori media tanam yang dapat menyebabkan akar busuk.

Melakukan jadwal perawatan anggrek secara rutin dan lingkungan tumbuh yang ideal akan membantu dalam mencegah kesalahan-kesalahan tersebut. Sebagai tip tambahan, catat kapan Anda terakhir memupuk anggrek dan selalu ikuti petunjuk pada kemasan pupuk untuk dosis dan frekuensi yang tepat untuk tanaman anggrek Anda. Dengan perawatan yang konsisten dan tepat, anggrek sehat berbunga tidak lagi menjadi impian, tapi kenyataan yang dapat Anda nikmati.

Mengatasi Gangguan Hama Anggrek

Anggrek yang mempesona dengan bunga-bunga indahnya ternyata rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Penting bagi para penggemar tanaman ini untuk mengenali gejala awal akan serangan hama. Hama yang sering menyerang tanaman anggrek diantaranya adalah:

  • Kutu putih: Menempel pada bagian bawah daun dan menghisap nutrisi.
  • Thrips: Menyebabkan bintik-bintik keperakan pada daun dan kelopak bunga.
  • Tungau laba-laba: Menyebabkan daun tanaman menjadi kering dan berselaput halus.

Untuk mengatasi hama tersebut, Anda dapat mengikuti beberapa langkah berikut ini:

  • Inspeksi Berkala: Periksa tanaman secara rutin untuk mendeteksi adanya tanda-tanda serangan hama.
  • Penanganan dengan Tepat: Gunakan sabun insektisida atau neem oil yang telah terbukti ampuh mengendalikan hama, sekaligus aman untuk anggrek.
  • Pencegahan: Pisahkan tanaman yang terinfeksi hama dari tanaman sehat untuk menghindari penyebaran.

Selain penanganan hama, menjalankan jadwal perawatan anggrek secara rutin adalah kunci untuk menjaga kesehatan tanaman. Jadwal perawatan yang teratur meliputi:

  • Penyiraman: Sesuaikan frekuensi penyiraman berdasarkan tingkat kelembapan lingkungan; anggrek umumnya membutuhkan penyiraman 1-2 kali dalam seminggu.
  • Pemupukan: Gunakan pupuk khusus anggrek dengan kandungan yang seimbang. Pemupukan bisa dilakukan setiap bulan untuk menyuplai nutrisi tambahan.
  • Kebersihan Lingkungan: Jagalah kebersihan area tempat tanaman anggrek tumbuh, menghindari kelembaban yang berlebihan yang bisa mengundang hama dan penyakit.

Baca Juga : Cara Petani Optimalisasi Lahan Melalui Pola Tanam Tumpang Sari